iklan banner

Pabrik Baterai Mobil Listrik di Halmahera Tak Gandeng APM

Pabrik Baterai Mobil Listrik di Halmahera Tak Gandeng APMIlustrasi. (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah resmi beroperasi, Indonesia bakal memiliki kawasan industri terpadu pertama di dunia yang memproduksi baterai mobil listrik yang berlokasi di Halmahera, Maluku.

Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan bahwa industri pendukung kendaraan ramah lingkungan tersebut tidak menggandeng para produsen otomotif di dalam negeri.

Putu menjelaskan bahwa pihaknya baru akan mensosialisasikan industri baterai lithium-ion ke Agen Pemegang Merek (APM) setelah kawasan industri di Halmahera sudah siap pakai. Namun belum ada informasi kapan pabrik mulai berproduksi.


"Belum ada (sosialisasi) ke APM, karena menunggu proyek industri dasarnya selesai dulu," kata Putu kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/9).

"Kalau untuk sekarang memang masih dua investor. Semoga saja nambah, tapi kami belum bisa pastikan di kawasan itu bisa untuk berapa slot, karena masih tahap pembangunan," tutup Agnes.Sementara itu Wakil Direktur Hubungan Masyarakat dan Media Departemen Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) Agnes Ide Megawati mengatakan bahwa industri baterai di Halmahera memiliki potensi menjadi pemasok baterai lithium-ion untuk memenuhi kebutuhan produsen otomotif yang memasarkan kendaraan listrik di Indonesia.

"Itu baterai untuk motor dan mobil, dan siapa saja bisa beli," ucap dia.

Kawasan industri IWIP di Halmahera yang memiliki luas tanah sekitar 2.000 hektare ditargetkan akan rampung paling cepat dua tahun lagi. 

Saat ini baru ada dua investor yang dipastikan akan mengucurkan uangnya ke sana, yaitu IWIP untuk smelter dan perusahaan lain asal China guna keperluan pembangunan pabrik baterai.


Investasi

Investasi yang dikuncurkan di sana mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp144 triliun. Anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan kawasan industri tahap pertama, sebesar US$5 miliar, kemudian tahap berikutnya US$5 miliar lagi.

IWIP berdedikasi memperkenalkan teknologi mutakhir yang berkelanjutan di Indonesia. Selain itu dikatakan juga dia akan menjalankan usahanya sesuai dengan kaidah perundang-undangan terhadap perlindungan lingkungan hidup.

"Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kepentingan masyarakat lokal dan sekaligus perindustrian nasional di Indonesia," ujar Xiang


(source;CNNIndonesia.com)