robot android. ©2012
Tagarpedia- Baru-baru ini, peneliti keamanan menemukan sekumpulan aplikasi Android berkemampuan 'memaksa' pengguna mengeklik iklan.Luar biasanya, secara kolektif 22 aplikasi berbahaya tersebut sudah diunduh dari Google Play Store lebih dari 2 juta kali.
Malware yang tersimpan di dalam aplikasi itu juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perangkat Android, dan aktif terus-menerus di background sehingga akhirnya menguras baterai smartphone.
Berdasarkan laporan yang dirangkum oleh perusahaan antivirus Sophos, Senin (10/12), 22 aplikasi Android itu berisikan malware yang perusahaan sebut "Andr/ Clickr-ad." Dirilis oleh berbagai pengembang kecil, Sophos mengatakan, Google sudah menghapus seluruh aplikasi yang disebutkan dari Play Store pada akhir November 2018.
Sparkle Flashlight, merupakan salah satu yang masuk ke dalam daftar 22 aplikasi berbahaya itu ternyata sudah diunduh lebih dari satu juta kali.
Selain di Android, Sophos juga telah menemukan beberapa aplikasi berbahaya serupa mejeng di iOS buatan pengembang yang sama tetapi tidak mengandung kode berbahaya atau malware.
Sebelumnya, Google juga telah menghapus 13 gim dari Google Play Store setelah peneliti keamanan ESET, Lukas Stefanko, menemukan ada sejumlah aplikasi yang memasang malware di perangkat Android. Stefanko mengungkapkan tentang isu tersebut melalui Twitter.
Dilansir Phone Arena via Liputan6.com, Senin (10/12), 13 aplikasi abal-abal itu telah dipasang lebih dari 580 ribu kali. Bahkan, dua di antaranya cukup populer.
Pengguna yang menjadi korban berpikir yang mereka unduh adalah gim loading car dan truck driving. Sejauh ini belum diketahui tujuan dari malware tersebut.
Malware tersebut memiliki "akses penuh" ke trafik jaringan ponsel atau tablet Android. Hal ini membuat malware itu bisa mencuri rahasia pribadi dari perangkat Android.
Belasan gim palsu itu berasal dari developer yang sama, Luiz O Pinto. Stefanko berhasil melacak domain yang menyebarkan malware tersebut, dan hasilnya merujuk pada seorang developer di Istanbul bernama Mert Ozet. Sejauh ini Ozet belum memberikan repons.
Google cukup sering membersihkan Play Store dari aplikasi berbahaya. Pada tahun lalu, perusahaan menghapus 700 ribu aplikasi berbahaya.
Mengingat penjahat siber selalu memanfaatkan peluang untuk melancarkan aksinya, termasuk melalui aplikasi, maka pengguna sebaiknya lebih berhati-hati. Pengguna harus lebih waspada, terutama terhadap aplikasi-aplikasi dari developer tidak dikenal.
Sumber: Liputan6.com