Mahasiswa S2 Fakultas Hukum Unair, M Yusuf, yang menyebarkan video bugil mantan pacar. Foto: (Hilda-detikcom)
Jakarta - Penyebar video bugil mantan pacar M Yusuf ternyata lulus S1 dengan predikat cum laude. Tersangka kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dengan beasiswa dari Universitas Airlangga (Unair).
Menurut keterangan polisi, sikap dan prestasi Yusuf selama menjalani studi di Fakultas Hukum Unair biasa-biasa saja. Kasus Yusuf, mungkin mirip dengan survei yang pernah dilakukan penyedia mainan seks online Lovehoney di Inggris.
Survei yang dipublikasikan di situs askmen tersebut menyatakan, salah satu konsumen terbesar produk sex toys adalah mahasiswa Cambridge dan Oxford. Mahasiswa di dua universitas bergengsi tersebut bisa menghabiskan dana hingga Rp 500 ribu untuk sebuah sex toys. Menurut salah satu perwakilan Lovehoney, hal ini mungkin terkait dengan keinginan konsumen untuk menerapkan hubungan seks yang beda dari kebiasaan.
Namun, para pemilik IQ lebih dari rata-rata itu tak ingin berurusan dengan komplain dari pasangan. Hal ini sejalan dengan pernyataan peneliti kesehatan dan kependudukan di Centers for Disease Control (CDC) Anjani Chandra, terkait perilaku seks pada siswa dengan peringkat tinggi di sekolah.
"Orang dengan IQ tinggi sebetulnya punya hasrat seks yang sama dengan yang lain. Namun mereka telah memperkirakan risiko jika sampai mengutarakan keinginannya pada pasangan. Mereka tidak mau mengambil risiko ini sehingga memilih tetap sendiri, bsersikap biasa saja, atau sex toys bagi yang sudah dewasa," kata Chandra dikutip dari Psychology Today.
Namun patut jadi catatan, orang dengan IQ tinggi tidak memilih video porno sebagai pemuas hasrat seksual. Dikutip dari situs The Atlantic, menonton video atau materi porno lainnya berisiko menimbulkan ketergantungan. Paparan image porno dalam waktu singkat menganggu kerja otak untuk mengingat dan fokus pada berbagai hal di sekitarnya. Materi porno juga menurunkan kemampuan otak untuk berpikir logis menghadapi kondisi tertentu.
Menurut keterangan polisi, sikap dan prestasi Yusuf selama menjalani studi di Fakultas Hukum Unair biasa-biasa saja. Kasus Yusuf, mungkin mirip dengan survei yang pernah dilakukan penyedia mainan seks online Lovehoney di Inggris.
Survei yang dipublikasikan di situs askmen tersebut menyatakan, salah satu konsumen terbesar produk sex toys adalah mahasiswa Cambridge dan Oxford. Mahasiswa di dua universitas bergengsi tersebut bisa menghabiskan dana hingga Rp 500 ribu untuk sebuah sex toys. Menurut salah satu perwakilan Lovehoney, hal ini mungkin terkait dengan keinginan konsumen untuk menerapkan hubungan seks yang beda dari kebiasaan.
"Orang dengan IQ tinggi sebetulnya punya hasrat seks yang sama dengan yang lain. Namun mereka telah memperkirakan risiko jika sampai mengutarakan keinginannya pada pasangan. Mereka tidak mau mengambil risiko ini sehingga memilih tetap sendiri, bsersikap biasa saja, atau sex toys bagi yang sudah dewasa," kata Chandra dikutip dari Psychology Today.
Namun patut jadi catatan, orang dengan IQ tinggi tidak memilih video porno sebagai pemuas hasrat seksual. Dikutip dari situs The Atlantic, menonton video atau materi porno lainnya berisiko menimbulkan ketergantungan. Paparan image porno dalam waktu singkat menganggu kerja otak untuk mengingat dan fokus pada berbagai hal di sekitarnya. Materi porno juga menurunkan kemampuan otak untuk berpikir logis menghadapi kondisi tertentu.